Profil Desa Tambakan
Ketahui informasi secara rinci Desa Tambakan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Tambakan di Jogonalan, Klaten, merupakan desa agraris yang namanya merefleksikan sejarah panjang dalam tata kelola air. Dengan fondasi pertanian padi yang kokoh, desa ini memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi berbasis perikanan dan akuaku
-
Warisan Tata Kelola Air
Nama dan sejarah Desa Tambakan berakar kuat pada konsep "tambak" (tanggul atau kolam), menunjukkan warisan pengetahuan lokal dalam mengelola sumber daya air untuk pertanian dan pemukiman.
-
Fondasi Ekonomi Agraris yang Kuat
Perekonomian desa secara fundamental ditopang oleh sektor pertanian padi yang sangat produktif, menjadikannya bagian penting dari lumbung pangan di Kecamatan Jogonalan.
-
Potensi Ekonomi Perikanan
Sejalan dengan identitas historisnya, Tambakan memiliki potensi signifikan yang belum tergarap maksimal dalam bidang akuakultur (perikanan darat), yang dapat menjadi pilar ekonomi baru bagi desa.
Di antara konstelasi desa-desa di Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Desa Tambakan menyimpan sebuah identitas yang terukir kuat pada namanya. "Tambakan," yang berasal dari kata "tambak," mengisyaratkan sebuah sejarah panjang dan keahlian turun-temurun dalam seni mengelola air. Desa ini merupakan sebuah monumen hidup dari kearifan lokal, di mana tanggul-tanggul penahan air dan sistem irigasi bukan sekadar infrastruktur, melainkan warisan peradaban yang menopang kehidupan. Berbeda dengan tetangganya yang menonjol karena peninggalan purbakala atau industri kreatif, kekuatan Desa Tambakan terletak pada fondasi agrarisnya yang kokoh dan potensi ekonomi perikanan yang melekat pada jati dirinya. Profil ini ialah sebuah penelusuran tentang bagaimana sebuah nama dapat menjadi cerminan sejarah dan bagaimana masa lalu dapat menjadi kompas untuk pengembangan masa depan sebuah desa.
Geografi dan Lanskap Agraris
Desa Tambakan secara geografis terhampar di dataran rendah yang subur di Kecamatan Jogonalan. Luas wilayah desa ini tercatat seluas 157,3 hektare atau sekitar 1,57 kilometer persegi. Sebagian besar dari total luasannya ialah lahan sawah produktif yang menjadi panggung utama bagi seluruh aktivitas ekonomi dan sosial masyarakatnya. Lanskap desa ini secara visual didominasi oleh petak-petak sawah yang terbentang rapi, dialiri oleh jaringan irigasi yang menjadi urat nadi bagi kesuburan tanahnya. Pemandangan ini menegaskan karakter Tambakan sebagai desa agraris yang tulen.Secara administratif, Desa Tambakan berbatasan dengan beberapa desa lain. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Dompyongan. Di sisi timur, desa ini bersebelahan langsung dengan Desa Pakahan, lokasi situs Candi Gana. Sementara itu, batas selatan Desa Tambakan ialah wilayah Kecamatan Wedi, dan di sebelah barat kembali berbatasan dengan wilayah Kecamatan Klaten Selatan. Posisinya yang berdekatan dengan pusat-pusat sejarah dan ekonomi memberikan Tambakan peran strategis sebagai kawasan penyangga pertanian.Berdasarkan data kependudukan per Oktober 2025, Desa Tambakan dihuni oleh sekitar 3.400 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, maka tingkat kepadatan penduduknya mencapai angka 2.165 jiwa per kilometer persegi. Mayoritas dari populasi ini bermata pencaharian sebagai petani, yang menunjukkan ketergantungan yang tinggi pada sektor pertanian sebagai sumber utama penghidupan.
Menggali Makna "Tambak" dalam Sejarah Desa
Nama "Tambakan" memberikan petunjuk paling jelas tentang sejarah dan karakteristik unik desa ini. Kata "tambak" dalam bahasa Jawa dan Indonesia merujuk pada tanggul, bendungan, atau pematang besar yang berfungsi untuk menahan air. Dalam konteks lain, "tambak" juga berarti kolam besar untuk budidaya ikan. Kedua makna ini kemungkinan besar saling terkait dalam sejarah Desa Tambakan.Pada masa lalu, wilayah dataran rendah seperti Klaten sangat bergantung pada kemampuan masyarakatnya dalam mengelola air, baik untuk mencegah banjir dari luapan sungai maupun untuk memastikan ketersediaan air bagi pertanian di musim kemarau. Nama Tambakan kemungkinan besar menandakan bahwa desa ini pada masanya merupakan lokasi sebuah tanggul atau sistem tanggul air yang penting. Keberadaan "tambak" ini menunjukkan adanya pengetahuan hidrologi dan teknik sipil yang sudah maju pada zamannya, sebuah warisan keahlian yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi.Selain sebagai tanggul, "tambak" juga bisa merujuk pada tradisi budidaya ikan air tawar. Bisa jadi, selain menjadi petani padi, masyarakat Tambakan di masa lalu juga merupakan para peternak ikan yang andal, memanfaatkan kolam-kolam penampungan air sebagai media budidaya. Jejak sejarah yang tersimpan dalam nama ini menjadi modal budaya yang sangat berharga dan relevan untuk dikembangkan di masa kini.
Perekonomian Desa: Pertanian sebagai Fondasi, Perikanan sebagai Potensi
Saat ini, pilar utama yang menyangga perekonomian Desa Tambakan ialah sektor pertanian. Tanah yang subur dan air yang melimpah menjadikan desa ini sebagai salah satu produsen padi yang signifikan di Kecamatan Jogonalan. Aktivitas pertanian menjadi motor penggerak ekonomi, mulai dari penyerapan tenaga kerja di sawah hingga munculnya usaha-usaha pendukung seperti penjualan pupuk, jasa penggilingan padi, dan distribusi hasil panen. Stabilitas sektor ini menjadi jaring pengaman sosial dan ekonomi bagi mayoritas warga desa.Namun sejalan dengan makna historis namanya, Desa Tambakan menyimpan potensi besar di bidang perikanan darat atau akuakultur. Banyak pekarangan rumah warga yang memiliki kolam-kolam kecil, namun pengelolaannya sebagian besar masih bersifat subsisten atau sampingan. Potensi inilah yang dapat dikembangkan secara lebih serius dan profesional menjadi pilar ekonomi baru.Pemerintah desa, melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dapat menginisiasi program pengembangan budidaya ikan air tawar secara intensif, seperti lele, nila, atau gurami. Program ini dapat berupa penyediaan bibit unggul, pelatihan teknik budidaya modern, hingga bantuan dalam membangun jaringan pemasaran. Jika potensi "ekonomi biru" ini berhasil digarap, Desa Tambakan tidak hanya akan memperkuat ketahanan pangannya, tetapi juga menciptakan sumber pendapatan alternatif yang signifikan bagi warganya, selaras dengan warisan sejarah yang terpatri pada namanya.
Kehidupan Sosial dan Tata Kelola Komunitas
Kehidupan sosial di Desa Tambakan berjalan dalam ritme yang tenang dan komunal, khas masyarakat agraris. Semangat gotong royong dan solidaritas sosial masih sangat kental, terutama dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan bersama seperti pemeliharaan saluran irigasi atau perbaikan fasilitas umum. Lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti kelompok tani, kelompok pengajian, dan karang taruna menjadi wadah interaksi dan aspirasi warga.Arah kebijakan Pemerintah Desa Tambakan sangat berorientasi pada penguatan fondasi ekonomi yang sudah ada. Prioritas pembangunan difokuskan pada pemeliharaan dan peningkatan infrastruktur pertanian, seperti jalan usaha tani dan jaringan irigasi. Selain itu, pemerintah desa juga terus mendorong program-program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kesejahteraan warga. Dalam menjalankan roda pemerintahan, sinergi antara kepala desa, perangkat desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menjadi kunci untuk memastikan setiap kebijakan yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat Desa Tambakan.
